Hei hei hei yang mau Ujian . .
Lagi butuh banyak latihan soal yaa? Nggak usah khawatir, sekarang kan ada internet, pasti gampang buat nyari soal - soal latihan UN. Nah, ini salah satunya :
www.invir.com
Invir, adalah situs yang menyediakan berbagai latihan soal UN SD, SMP, dan SMA mulai dari Matematika, IPA, sampai PKn yang sekarang sudah tidak diikutkan dalam UN juga ada. Hebatnya lagi, soal - soal dari invir ini bisa langsung dijawab dan dikoreksi! Jadi, nggak cuma asal tahu nilainya. Tapi kita juga bisa tahu kunci jawabannya, dan kita bisa mengoreksi lagi dimana kelemahan kita dalam mengerjakan soal.
Cobain aja, tinggal klik kok ;D
Selamat mencoba . . Sukses UN nya yaa .. ! GANBATTE !
~ Semoga membantu ~
Minggu, 15 Februari 2015
Senin, 19 Januari 2015
Makalah Otonomi Daerah
HAKIKAT OTONOMI DAERAH
·
Pelaksanaan Otonomi
Daerah
Secara
konseptual, pelaksanaan
otonomi daerah di Indonesia
dilandasi oleh tiga tujuan utama yang meliputi tujuan politik, tujuan
administratif dan tujuan ekonomi.
Ø Tujuan
politik dalam pelaksanaan otonomi daerah diantaranya adalah upaya untuk
mewujudkan demokratisasi politik melalui partai politik dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah.
Ø Tujuan
administratif yang ingin dicapai melalui pelaksanaan otonomi daerah adalah
adanya pembagian urusan pemerintahan antara pusat dan daerah, termasuk sumber
kuangan, serta pembaharuan manajemen birokrasi pemerintahan di daerah.
Ø Sedangkan
tujuan ekonomi yang ingin dicapai dalam pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia
adalah terwujudnya peningkatan Indeks pembangunan manusia sebagai indikator
peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Dalam rangka mewujudkan tujuan pelaksanaan otonomi daerah,
terdapat beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan, yaitu :
-Faktor manusia meliputi kepala daerah
beserta jajaran dan pegawai, seluruh anggota lembaga legislatif dan partisipasi
masyarakatnya.
-Faktor keuangan daerah, baik itu dana perimbangan dan
pendapatan asli daerah, yang akan mendukung pelaksanaan pogram dan kegiatan
pembangunan daerah.
-Faktor manajemen organisasi atau birokrasi yang ditata secara
efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan pelayanan dan pengembangan daerah.
· Pengertian
Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang – undangan.
· Partisipasi Masyarakat dalam Perumusan Kebijakan Publik
Salah satu tujuan dikeluarkannya
kebijakan otonomi daerah adalah untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan
peran sertanya dalam pembangunan daerahnya.
Partisipasi
masyarakat dapat dimulai sejak pemilihan aparatur pemerintah di daerah. Contoh: pemilihan
Anggota DPRD.
Selanjutnya peran serta masyarakat dapat diwujudkan pula dalam perumusan,
pelaksanaan dan pengawasan berbagai kebijakan publik di daerah.
Dengan
adanya partisipasi masyarakat yang tinggi maka kebijakan publik yang
dikeluarkan oleh pemerintah daerah dapat sesuai dengan dasar negara pancasila
dan UUD 1945, tidak menyimpang dengan peraturan undang-undang, dan selalu
berpihak kepada kepentingan masyarakat.
Dampak
positif dari Partisipasi masyarakat dalam perumusan
kebijakan publik antara lain :
a. Masyarakat
akan turut merasa bertanggung-jawab terhadap berbagai kebijakan publik yang
dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat, karena mereka merasa terlibat
dalam perumusannya.
b. Mendorong masyarakat untuk ikut serta
secara aktif dalam merealisasikan berbagai kebijakan publik yang telah
dirumuskan.
c. Mendorong
pihak eksekutif dan legislatif daerah yaitu Pemerintah Daerah dan DPRD untuk
bersikap terbuka, dalam arti bersedia mewadahi, memfasilitasi, mau mendengar,
menampung dan merumuskan berbagai masukan dari masyarakat dalam perumusan
berbagai kebijakan publik di daerah.
d. Berbagai
rumusan kebijakan publik di daerah akan sesuai dengan aspirasi yang berkembang
di masyarakat, sehingga dalam pelaksanaannya akan mendapat dukungan positif
dari masyarakat
Perwujudan
bentuk partisipasi masyarakat yang positif terhadap pemerintah daerah, antara
lain:
a.
Membayar pajak bumi dan bangunan,
b.
Menjaga kelestarian lingkungan hidup,
c.
Menyampaikan aspirasi dengan cara santun kepada pemerintah daerah.
d.
Mematuhi dan melaksanakan peraturan daerah, dan
e.
Melaksanakan kegiatan keamanan dan ketertiban lingkungan.
Ada beberapa
bentuk atau jenis partisipasi, terutama
bila
dikaitkan dengan praksis pembangunan masyarakat yang
demokratis,
antara lain:
1. Partisipasi
Politik sering diartikan sebagai hubungan interaksi perseorangan atau organisasi,
biasanya partai politik, dengan negara.
Karena itu, partisipasi politik seringkali dihubungkan dengan demokrasi politik, perwakilan, dan partisipasi tak
langsung.
2. Partisipasi Sosial sering diartikan sebagai keterlibatan
masyarakat dalam proyekproyek
pembangunan. Model partisipasi ini
seringkali dipergunakan selama rezim orde baru berkuasa. Dengan kata lain,
partisipasi sosial seringkali diartikan sebagai terlibatnya masyarakat untuk
ikut gotong royong dalam proyek pembangunan negara yang bersifat swadaya
masyarakat, meskipun dalam praksisnya partisipasi selalu diartikan sebagai
kewajiban masyarakat untuk membantu pemerintah dan bukan sebagai hak masyarakat
untuk mengetahui dan mendapat bantuan dari pemerintah
· Landasan Hukum
Otonomi daerah diatur dalam Undang – Undang Republik
Indonesia Nomor 32 dan 33 Tahun 2004
·
Asas – asas otonomi
daerah
1. Asas Desentralisasi
Ø Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintah
oleh Pemerintah kepada Daerah Otonom dalam kerangka Nergara Kesatuan Republik
Indonesia
Ø Desentralisasi ada 4, yaitu:
a. Desentralisasi Politik
Bertujuan menyalurkan
semangat demokrasi secara positif di masyarakat
b. Desentralisasi Administrasi
Memiliki tiga bentuk utama
( Dekonsentrasi, Delegasi , Devolusi)
Bertujuan agar
penyelenggaraan pemerintahan dapat berjalan secara efektif dan efisien
c. Desentralisasi Fiskal
Betujuan memberikan
kesempatan kepada daerah untuk menggali berbagai sumber dana
d. Desentralisasi Ekonomi atau pasar
Bertujuan lebih memberikan
tanggung jawab yang berkaitan sektor publik ke sektor privat
2. Asas Dekonsentrasi
Ø Dekonsetrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah
pusat kepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintah dan/atau perangkat pusat di
daerah
3. Asas Tugas Pembantuan
Ø Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah daerah
dan desa serta dari daerah ke desauntuk melaksanakan tugas tertentu yang
disertai pembiayaan, sarana prasarana serta sumber daya manusia dengan
kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggung jawabkannya kepada yang
menugaskan
Dalam
pembahasan pada materi Hakikat Otonomi Daerah terdapat sejumlah kata kunci yang
tertulis dalam UU No. 32 & 33 tahun 2004.
Berikut
kata kunci tersebut :
1) Pemerintah adalah perangkat Negara Kestuan Republik
Indonesia yang terdiri dari Presiden beserta para menteri
2) Pemerintah daerah adalah Kepala Daerah berserta
perangkat daerah otonom lain sebagai badan eksekutif daerah
3) DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah yang
termasuk badan legislative dan berkedudukan sebagai unsure penyelenggaraan
pemerintah daerah
v Fungsi – fungsi DPRD :
~
Fungsi Legislasi à Berkaitan dengan pembentukan peraturan daerah
~
Fungsi Anggaran à Berkaitan dengan kewenangannya dalam hal anggaran
daerah
~
Fungsi Pengawasan à Berkaitan dengan kewenangannya dalam mengawasi pelaksanaan
Peraturan Daerah dan peraturan lain
4) Daerah Otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas – batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat dalam sistem NKRI
5) Wilayah Administrasi adalah wilayah kerja Gubernur
selaku wakil pemerintah
6) Instansi Vertikal adalah Perangkat departemen dan
lembaga pemerintah non departemen di daerah
7) Pejabat yang berwenang adalah pejabat pemerintah di
tingkat pusat atau provinsi yang berwenang membina dan mengawasi
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
8) Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat
daerah kabupaten dan kota
9) Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat
daerah kabupaten atau kota di bawah kecamatan
10) Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal – usul dan adat – istiadat setempat yang diakui dalam sistem
Pemerintahan Nasional dan berada di daerah kabupaten
11) Kebijakan publik adalah semua kebijakan yang berkaitan
dengan hukum mana pun , peraturan perundang – undangan lainnya yang ditujukkan
untuk kepentingan masyarakat dan dibuat oleh lembaga yang berwenang
12) Partisipasi adalah kegiatan atau peran serta warga
Negara demi suksesnya pelaksanaan otonomi daerah
Makalah Senam Irama
MAKALAH
SENAM IRAMA
Nama
: Devina Putri Nathania
Kelas
: IX A
No. Absen : 06
SMP N 30 SEMARANG 2014/2016
SENAM IRAMA
Senam irama atau disebut
juga senam ritmik adalah gerakan senam yang dilakukan
dengan irama musik, atau latihan
bebas yang dilakukan secara berirama. Senam ritmik
dapat dilakukan dengan menggunakan alat ataupun tanpa alat. Alat yang sering digunakan
adalah ganda, simpai, tongkat, bola, pita dan topi.
Unsur-unsur yang diperlukan dalam
senam irama adalah :
1. Kelentukan
2. Keseimbangan
3. Keluwesan
4. Fleksibilitas
5. Kontinuitas
6. Ketepatan
1. Kelentukan
2. Keseimbangan
3. Keluwesan
4. Fleksibilitas
5. Kontinuitas
6. Ketepatan
Dengan irama kita perlu menguasai teknik gerakan pada senam irama agar mencapai gerakan yang serasi dan bermanfaat bagi jasmani dan rohani.Hal ini sesuai dengan tujuan senam yaitu membentuk keindahan tubuh, kebugaran dan kekuatan. Ada tiga hal yang harus ditekankan pada senam irama, yaitu:
a. Ketepatan musik/irama
b. Kelentukan (fleksibilitas)
c.Kontinuitas gerakan
Senam irama menurut perkembangannya ada tiga aliran, yaitu terdiri atas:
1.Senam irama yang berasal dari seni sandiwara, dipelopori oleh Delsarte tahun 1811 – 1871, seorang sutradara. Ia menghendaki agar gerakan dalam sandiwara yang dibuat-buat itu dapat dilakukan dengan gerakan yang wajar. Tetapi ia belum berhasil, karena sifat kesandiwaraan masih terlihat dalam aliran ini. Dialah yang pertama-tama menciptakan system senam irama.
2.Senam irama yang berasal dari seni music ini dipelopori oleh Jacques Dalcroze, seorang guru music yang ingin menyatakan lagu-lagu dalam bentuk gerakan. Dalam sistemnya sudah tentu lebih mementingkan music dari pada gerakan.
Murid Dalcroze, Bode, berpendapat bahwa gerakan itu harus digerakkan dari dalam ke feri-feri. Maka senamnya terkenal dengan nama “Ausdruk Gymnastiek” artinya senam yang dijalankan dengan penuh perasaan. Murid Bode adalah yang sangat senang memberikan latihan dengan alat seperti bola, gada dan simpai.
3.enam irama yang berasal dari seni tari (balet), dipelopori oleh Rudolf Laban tahun 1879 – 1958. Ia berpendapat bahwa senam irama mengandung:
a.Dressur
b.Prestasi olahraga
Prinsip gerakan-gerakan dalam senam irama ditentukan oleh:
1.Irama
2.Kelentukan tubuh dalam gerakan
(flexibilitas)
3.Kontinuitas gerakan
Karena sifat tekanan seperti hal-hal tersebut di atas itu lebih banyak dimiliki oleh putri, maka senam irama umumnya dilakukan oleh putri.
Irama
Pada dasarnya irama telah dikenal oleh mahasiswa semasa di Sekolah Menengah Pertama maupun di sekolah Menengah Atas, misalnya irama: 2/3, 3/4, 4/4 dan sebagainya.
Kelentukan tubuh dalam gerakan (flexibilitas).
Prinsip kelentukan dalam gerakan akan diperoleh berkat latihan yang tekun dan akan makan waktu yang cukup lama.
Karena sifat tekanan seperti hal-hal tersebut di atas itu lebih banyak dimiliki oleh putri, maka senam irama umumnya dilakukan oleh putri.
Irama
Pada dasarnya irama telah dikenal oleh mahasiswa semasa di Sekolah Menengah Pertama maupun di sekolah Menengah Atas, misalnya irama: 2/3, 3/4, 4/4 dan sebagainya.
Kelentukan tubuh dalam gerakan (flexibilitas).
Prinsip kelentukan dalam gerakan akan diperoleh berkat latihan yang tekun dan akan makan waktu yang cukup lama.
Kontinuitas Gerakan
Kontinuitas gerakan akan diperoleh dari rangkaian gerak-gerak senam yang telah disusun dalam bentuk rangkaian yang siap ditampilkan. Ini membutuhkan latihan yang tekun dan cukup lama. Maka demi terciptanya keserasian dalam gerak irama harus dikuasai secara matang. Sebelum menginjak pada latihan dengan alat seperti pita, bola, gada, tali dan simpai, terlebih dahulu harus mengenal dan menguasai latihan dasar yaitu: macam-maam langkah, ayunan lengan dan sikap tubuh/posisi tubuh di dalam melakukan latihan.
A. Macam-Macam Langkah
1.Langkah biasa (looppas)
Gunakan irama 2/4 (dd), 3/4 (ddd), 4/4 (dddd) diambil sikap tegak, langkah kaki kiri, kedua lengan lepas di samping badan. Pada bilangan “satu” langkahkan kaki kanan ke depan dengan meletakkan tumit di depan telapak kaki kiri lalu baru ujung jari kaki yang terakhir. Bilangan “dua” ganti langkah kaki kiri. Ingat, di dalam melangkah lutut harus mengeper, tumit harus dijatuhkan.
2.Langkah rapat (bijtrekpas)
Sikap tegak langkah kaki kiri. Pada bilangan “satu” langkahkan kaki kiri ke depan. Bilangan “dua” kaki kanan melangkah dan letakkan telapak-telapak kaki kanan sejajar dengan telapak kaki kiri, lutut mengeper. Berikutnya ganti kaki kanan melangkah, kiri rapat, ngeper. Lebih tepat gunakan irama 3/4 (ddd) dan 4/4 (dddd).
3.Langkah kesetimbangan (balanspas)
Sikap tegak langkah kaki kiri. Pada bilangan “satu” langkahkan kaki kiri ke depan. Pada bilangan “dua” kaki kanan menyusul dan sebelum kaki kanan menapak (masih angkat tumit) kaki kiri mundur diikuti kaki kanan menapak (masih angkat tumit) kaki kiri mundur diikuti kaki kanan mundur merapat tetapi tidak ada saat berhenti. Irama 3/4 (ddd) dan 4/4 (dddd).
4.Langkah depan (galoppas)
Untuk memudahkan belajar galoppas ini langkah bijtrekpas sampai lancer baru ke galoppas yang sebenarnya. Sikap tegak kaki kanan. Pada bilangan “satu” langkahkan kaki kanan. Bilangan “dua” kaki kiri menyusul dan bersama-sama kaki kanan melangkah lagi (satu-hep-dua). Selanjutnya langkahkan kaki kiri disusul langkah kaki kanan, kemudian langkah kaki kiri lagi. Irama 3/4 (ddd) atau 4/4 (dddd).
5.Langkah tiga (wallpas)
Harus menggunakan irama 3/4 (ddd). Sikap tegak langkah kaki kanan. Pada bilangan “satu” langkahkan kaki kanan lebar ke depan (selebar langkah normal). Bilangan “dua” langkahkan kaki setengah langkah dan angkat tumit. Bilangan “tiga” langkahkan kaki kanan setengah langkah dan angkat, selanjutnya ganti mulai kiri.
Koreksi: lutut jangan ditekuk, pandangan ke depan.
6.Langkah silang (kruispas)
Sikap tegak anjur kiri. Pada bilangan “satu” silangkan kaki kiri di muka kaki depan. Bilangan “dua” kaki kanan langkah ke samping kanan. Kruipas: dapat mengambil sikap tegak langkah. Irama 2/4 (dd).
7.Langkah samping (zijpas)
Sikap tegak langkah kaki kanan. Pada
bilangan “satu” langkahkan kaki kanan ke samping kanan. Bilangan “dua”
langkahkan kaki kiri rapatkan kaki kanan (langkah rapat-samping rapat). Irama
2/4 (dd).
8.Langkah ganti (wisselpas)
Sikap tegak langkah kaki kanan. Pada bilangan “satu” langkahkan kaki kanan ke depan. Bilangan “dua” tepat saat mengucapkan “du” putar kaki kiri dan bersama-sama dengan “a” letakkan kaki kiri dan langkahkan kaki kanan ke depan dengan cepat. Langkah berikutnya mulai dengan kaki kiri. Irama 4/4 (dddd) atau 2/4 (dd).
9.Langkah lingkar (huppelpas)
Sikap tegak langkah kaki kiri. Pada bilangan “satu” langkahkan kaki kiri ke depan. Bilangan “dua” angkat kaki kanan hingga sikap paha kurang lebih 90º (kiri-kanan-kanan-kiri). Irama 4/4 (dddd) atau 2/4 (dd)
10.Langkah pantul (kaatspas)
Sikap tegak langkah kaki kiri. Pada bilangan “satu” langkahkan kaki kiri ke depan, kaki kanan angkat. Bilangan “dua” (langkah) letakkan kaki kanan ke tempat semula, angkat kaki kiri. Latihan mulai dari kaki kanan pula. Langkah pantul ini bisa dikerjakan, ke samping dan samping ke samping silang. Sikap: tegak langkah kaki kiri. Pada bilangan “satu” langkahkan kaki kanan ke samping kanan kaki kiri. Angkat. Irama 4/4.
Variasi I: muka-belakang-kiri-kanan.
Variasi II: muka-belakang-samping-silang.
1.Langkah silang lingkar (schaatsenrijderpas)
Sikap tegak langkahkan kaki kiri. Pada bilangan “satu” angkat kaki kiri, tekuk pada paha silangkan paha kiri di depan kaki kanan. Bilangan “dua” letakkan kaki kiri. Bilangan “tiga” dan “empat” ganti kaki kanan. Irama 2/4, 4/4.
2.Langkah putar silang (draipas)
Sikap langkah kaki kiri. Pada bilangan “satu”angkat dan langkahkan kaki kiri ke samping kiri. Bilangan “dua”putar badan 180° ke kiri dan lanhkahkan kaki kanan, hingga menghadap ke arah sebaliknya. Bilangan “tiga”putaran dilanjutkan, angkat kaki kiri dengan putaran melalui belakang kaki kiri diletakan di samping kaki kanan kembali ke hadap semula. Jika mulai dengan tegak anjur, maka pada bilangan “satu” kaki kiri tinggal memegang mengangkat pada “sa” dan diletakan lagi pada “tu” (angkat – putar – samping–belakang).
B. Latihan Tubuh Dengan Sikap Berdiri
1.Sikap permulaan tegak langkah kaki kiri kedua lengan di samping badan
Bilagan “1” langkahkan kaki kiri ke samping kiri kedua lengan lurus ke atas. Bilangan “2” liukkan badan ke samping kanan dengan memindahkan berat badan ke samping kanan dengan memindahkan berat badan ke kiri. Kaki kanan lurus, kaki kiri ditekuk. Bilangan “3”tegak kembali. Bilangan “4” kaki kiri rapat, kedua lengan kembali ke samping badan Irama 4/ 4 atau 2/ 4.
2.Sikap permulaan tegak langkah kaki kiri kedua lengan lurus ke depan
Bilangan “1” putar lengan kanan ke samping kanan badan, langkahkan kaki kanan ke belakang. Bilangan “23” liukkan badan ke samping kiri, lengan kanan di samping atas kepala. Bilangan “3” badan tegakkan, lengan kanan ayunkan kembali ke depan pada bilangan “4”. Irama 4/ 4.
3.Sikap permulaan tegak anjur kaki kiri kedua lengan ke samping kanan
Bilangan “1” dan “2” putar kedua lengan ke muka badan satu setengah lingkaran berakhir pada bilangan “2” di sebelah kiri dan kaki kanan di angkat lurus ke samping. Bilangan “3” dan “4” putar kembali ke arah kebalikan. Irama 4/ 4.
4.Sikap permulaan tegak langkah kaki kiri kedua lengan dengan meluruskan ke depan
Bilangan “1” ayun lengan ke belakang. Bilangan “2” ayun kembali ke depan. Bilangan “3” dan “4” putar kedua lengan melalui bawah di samping badan. Bilangan “5”,”6”,”7”,”8”, latihan yang sama dengan arah kebalikan . ingat, lutut selalu mengeper.
5.Sikap permulaan anjur kaki kiri,
ke samping kiri kedua lengan rentangkan.
Bilangan “1” ayun kedua lengan silang dimuka badan. Bilangan “2” ayun lengan kembali. Bilangan “3” ayun kedua lengan silang ke belakang badan. Bilangan “4” ayun lengan kembali. Ingat pindahkan berat badan. Bilangan “5”,”6” ulang “1”,”2” bilangan “1”,”2” bilangan “7”,”8” ulang”3”,”4”.
6.Sikap permulaan anjur kiri ke samping kiri kedua lengan rentangkan kesamping.
Bilangan “1” ayun kedua lengan silang dimuka badan. Bilangan “2” ayun kembali. Bilangan “3” dan “4”, putar kedua lengan silang dimuka badan. Bilangan “5” ayun kedua lengan kesamping. Bilangan “6”ayun kembali bilangan “7” dan “8” putar kedua lengan keluar (ke samping). Ingat pindahkan berat badan. Irama 4/4 dan ¾.
7. Sikap permulaan tegak langkah kaki kiri, kedua lengan dimuka dada.
Bilangan “1” langkahkan kaki kiri silang ke kanan kedua lengan terlentang pandangan ke tangan kiri. Bilangan “2” kembali kesikap semula. Bilangan “3” langkahkan kaki kanan. Bilangan “4” kembali kesikap semula. Ingat: langkahkan kaki dengan dengan ujung kaki dulu dan mengeper. Irama 4/4. Dapat juga 2/4.
8.Sikap permulaan tegak langkah kaki kiri, kedua lengan disamping badan
Bilangan “1” langkahkan kaki kiri ke depan, ayun kedua lengan lurus ke atas. Bilangan “2” pindahkan berat badan ke belakang, sambil membungkukkan badan ke muka, ujung tangan ke ujung kaki, pandangan keperut. Bilangan “3” tegak kembali. Bilangan “4” kaki kiri rapatkan dan kedua lengan bersikap kembali kesikap semula. Bilangan “5”,”6”,”7”,”8”, latihan yang sama ganti kaki. Ingat: waktu melangkah loncatan ke depan. Irama 4/4 atau 2/4–3/4.
Disini ditampilkan sebuah rangkaian yang pendek dan sederhana
1.
Mulai dengan sebuah sikap awal, lalu
ke posisi berlutut, dilanjutkan dengan berguling pada perut kemudian duduk
sambil berputar.
2.
Bangun, berdiri lakukan putaran
badan setengah lingkaran dan lakukan lari dua langkah ke depan lakukan dengan
split laeps.
3.
Langkah ke depan dan tiga kali
putaran badan ayunan satu tungkai ke belakang dilanjutkan membuat sikap
setimbang
4.
Langkah ke depan lanjutkan badan
merunduk (body wave) lalu lentingkan ke belakang
5.
Lakukan dua langkah lari dengan
waltz steps dan cat leap ke depan.
6.
Langkah ke depan dan lakukan
arabesque hop lalu kaki ayunkan ke depan.
7.
Melangkah ke depan, langkahkan kaki
bersama-sama (kedua kaki rapat) dan lakukan sebuah loncatan “rasa” dari
tolakkan kedua kaki dengan mendarat satu kaki
8.
Badan berputar kemudian badan
dilentingkan ke belakang.
9.
Melangkah ke depan, dan melangkah
lagi lakukan doublepirouette.
C. Senam Irama Dengan Alat
Sesuai
dengan laju dan perkembangan cabang-cabang olahraga, begitu pula dengan cabang
olahraga senam irama, dulu disebut Rhytmic Gymnastics (senam irama) pada masa
sekarang disebut modern Rhytmic Gymnastics.
Pada senam irama modern ini selain
mempertandingkan rangkaian Senam Irama Modern tanpa alat tangan, alat lima alat
yang dipertandingkan baik secara perorangan maupun secara beregu. Alat tersebut
terdiri atas: bola (balls), tali (ropes), simpai (hoops), pita (ribbons) dan gada (clubs).
Kelima permainan itu boleh dimainkan secara perorangan dan boleh secara beregu. Setiap alat mempunyai karakteristik masing-masing.
Kelima permainan itu boleh dimainkan secara perorangan dan boleh secara beregu. Setiap alat mempunyai karakteristik masing-masing.
1.Bola (balls)
Ukuran bola tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil, asal dapat dipegang
oleh jari-jari tangan dan dapat dikuasai agar tidak mudah jatuh. Bola boleh
terbuat dari karet atau plastik. Kompetisi berat bola 400gr, lingkarannya 18-20
cm.
Cara memainkannya:
Bola boleh dilempar ke atas kemudian
ditangkap lagi, boleh digelundungkan baik di lantai maupun pada tubuh si
pesenam sendiri.
2 .Tali (ropes)
Tali seluruhnya terbuat dari bahan yang halus, tidak ada tempat memegang yang khusus. Panjang tali disesuaikan dengan tinggi pesenam itu sendiri. Cara mengukurnya, tengah-tengah tali diinjak oleh salah satu kaki si pesenam kedua ujung tali dipegang oleh tangan kiri dan kanan kemudian ujung tali yang dipegang diletakkan di depan bahu.
Tali seluruhnya terbuat dari bahan yang halus, tidak ada tempat memegang yang khusus. Panjang tali disesuaikan dengan tinggi pesenam itu sendiri. Cara mengukurnya, tengah-tengah tali diinjak oleh salah satu kaki si pesenam kedua ujung tali dipegang oleh tangan kiri dan kanan kemudian ujung tali yang dipegang diletakkan di depan bahu.
Cara memainkannya:
Tali dipegang ujungnya baik satu tangan maupun oleh kedua tangan. Tali bebas
untuk dimainkan, boleh dilewatkan ke atas kepala atau ke bawah telapak kaki
sambil loncat, boleh di lempar ke atas, yang penting tali itu tetap
dikuasai dan dimainkan selama waktu rangkaian yang sudah ditentukan
.
3.Simpai (hoops)
Boleh dibuat dari kayu atau plastik ataupun dari bahan lainnya. Berat sebuah simpai tidak lebih dari 300 gram, warnanya bebas boleh putih, kuning atau warna campuran (belang-belang). . tidak termaksud tongkat untuk orang dewasa diameter atau garis tengahnya. 80-90 cm diukur dari sebelah dalam.
Boleh dibuat dari kayu atau plastik ataupun dari bahan lainnya. Berat sebuah simpai tidak lebih dari 300 gram, warnanya bebas boleh putih, kuning atau warna campuran (belang-belang). . tidak termaksud tongkat untuk orang dewasa diameter atau garis tengahnya. 80-90 cm diukur dari sebelah dalam.
Cara memainkannya:
Dalam penampilan simpai boleh dipegang oleh satu tangan ataupun dua tangan. Sebelum dapat memainkan simpai dengan baik harus dikuasai macam-macam cara pegangnya. Misalnya: Reguler grip, Reserve grip, Inside grip, Outsite grip dan mixed grip. Simpai boleh dilempar, boleh digelundungkan, menurut teknik dan peraturan-peraturan yang berlaku.
4.Pita (ribbons)
Terbuat dari bahan yang halus seperti kain saten. Panjang pita 6 meter tidak termaksud tongkat (stick) untuk pegangan. Berat pita termaksud tongkat (stick) untuk pegangan 35 gram. Tongkat untuk pegangan terbuat dari kayu, bamboo atau bahan lain, misalnya fiber glass. Panjang stick 50-60 cm. Diameter stick 1 cm. Mengayun, memutar, mempuat angka delapan, berbelit-belit seperti ular, spiral dan macam-macam lemparan.
Terbuat dari bahan yang halus seperti kain saten. Panjang pita 6 meter tidak termaksud tongkat (stick) untuk pegangan. Berat pita termaksud tongkat (stick) untuk pegangan 35 gram. Tongkat untuk pegangan terbuat dari kayu, bamboo atau bahan lain, misalnya fiber glass. Panjang stick 50-60 cm. Diameter stick 1 cm. Mengayun, memutar, mempuat angka delapan, berbelit-belit seperti ular, spiral dan macam-macam lemparan.
5.Gada (clubs)
Terbuat dari kayu atau bahan plastik, bentuk gada hampir sama dengan botol. Panjang gada 40-50 cm. Berat gada 150 gram.
Terbuat dari kayu atau bahan plastik, bentuk gada hampir sama dengan botol. Panjang gada 40-50 cm. Berat gada 150 gram.
Latihan dengan gada:
Mengayun, memutar, memukul, melempar dan menangkap.
Dari kelima alat masing-masing di
dalam melakukan rangkaian diiringi music. Lapangan yang dipergunakan untuk
suatu rangkaian senam irama ialah lantai yang ditutup oleh matras yang
berukuran 12 X 12 cm.
D. Komponen-Komponen
Kesegaran Jasmani yang Terdapat dalam Senam
Kesegaran
jasmani pada hakekatnya bukan sesuatu keadaan yang berdiri sendir, melainkan
lebih merupakan perpaduan dari beberapa komponen. Pemisahan atau
membeda-bedakan komponen-komponen itu saaatu sama lain hanya mungkin dalam
perbincangan teori, karena selalu saja ada bagian-bagian yang tak dapat
dipisahkan.
Ada empat komponen dasar yang mutlak
diperlukan dalam memelihara dan meningkatkan kesegaran jasmani serta sikap
tubuh yang baik yaitu kekuatan otot, kelentukan, daya tahan dan relaksasi.
Keempat komponen dasar tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan senam.
1. Kekuatan otot
Kekuatan
otot yang dalam bahasa Inggris disebut “Muscular Streengght” merupakan komponen
dasar yang penting dalam menyelesaikan tugas-tugas fisik yang memerlukan
pengerahan tenaga. Kekuatan ialah kemampuan mengerahkan tenaga dalam melawan
beban atau tahanan.
Otot-otot
yang kurang diberi pekerjaan atau kurang terlatih cendrung menjadi lemah,
kendor, kurang tenaga. Namun dengan latihan dan kerja yang teratur dan
berkesinambungan maka otot-otot akan menjadi kuat. Dengan senam yang
direncanakan kekuatan dapat dikembangkan serta tegangan otot diperbaiki.
Kekuatan penting dalam kegiatan manusia, selain itu juga untuk memelihara
bentuk tubuh dan sikap yang baik. Namun perlu diingat bahwa tidak setiap
pekerjaan memerlukan kekuatan otot yang sama. Karena itu tidak sepatutnya kita
berharap agar setiap orang memiliki kekkuatan yang sesuai dengan jenis
pekerjaannya.
Pola-pola
kegiatan yang menggunakan kekuatan otot contohnya ialah menari beban seperti
pada tarik tambang atau menarik pedati, mendorong benda berat, menjinjing
dan menjunjung. Pola kegiatan lain yang menggunakan kekuatan yang dipadukan
dengan kecepatan, contohnya menendang bola dengan keras.
Perpaduan
kekuatan dan kecepatan disebut “power” memang peranan penting dalam
keterampilan olahraga. Otot-otot terdiri atas sejumlah fibrin (serabut otot)
yang secara genetis jumlahnya tidak ssama bagi setiap individu. Jumlah fibril
yang lebih banyak mempunyai potensi fungsional lebih tinggi dari yang kurang.
Artinya dapat lebih kuat, bila sama-sama dilatih. Otot yang terlatih menjadi
lebih besar, fibril-fibril lebih gemuk dan menjadi lebih kuat. Besarnya
otot ada hubungannya dengan kekuatan dan daya tahannya.
2. Kelentukan
Kelentukan
ialah derajat kemampuan gerak pada berbagai persendiaan atau beberapa
persendiaan. Seperti gerakan melipat siku hanya bekerja satu persendiaan yaitu
persendian engsel. Tetapi pada gerakan membungkuk yang bekerja adalah sejumlah
persendiaan, yaitu tulang-tulang leher, punggung, pinggang. Kelentukan
merupakan syarat mutlak untuk mengerahkan kekuatan dengan derajat kemungkinan
gerak penus secara efisien. Sebagai contoh misalnya gerakan mengambil bola
(cock) rendah dekat net pada permainan bulu tangkis, di mana pemain harus
melangkahkan kaki secara penuh sambil menyodorkan tangan ke depan. Walaupun
pada gerakan ini kekuatan dan kecepatan bekerja, tetapi peranan kelentukan
sangat menentukan.
3. Daya tahan
Daya
tahan sering diberi batasan sebagai kemampuan secara jasmaniah seseorang untuk
melakukan suatu pekerjaan tertentu dalam waktu yang cukup panjang tanpa
sesudahnya mengalami kelelahan yang berlebihan, dalam arti pulih dalam waktu
yang wajar.
Daya
tahan adalah kemampuan menunda kelelahan yang akan menyertai kerja fisik.
Batasan ini sebenarnya sama pengertiannya dengan yang terdahulu. Daya tahan ada
bermacam-macam seperti daya tahan mengetik selama lima jam dalam sehari,
seharian mendaki bukit, berlari satu setengah kilo meter dan lain-lain. Namun
demikian daya tahan itu secara praktis menyangkut kemampuan kerja sistem cardio
vascular respiratory (sistem peredaran darah dan pernafasan) yang disebut juga
ergosistem sekunder.
a.Daya tahan otot
Daya
tahan otot ialah daya tahan setempat (lokal) pada otot yang bekerja untuk
sesuatu kegiatan. Daya tahan otot bergantung pada dua hal yaitu kekuatan otot
dan pengerahan (suplai) darah terhadap kelompok-kelompok otot tersebut.
Otot-otot dengan kekuatan yang lebih besar mempunyai daya tahan yang lebih
besar pula.
Dengan
kata lain yang lebih kuat kerjanya lebih efisien dan kelelahan dikurangi.
Sebagai contoh misalnya seseorang yang tangannya berotot kuat akan dapat
melakukan gerakan push up lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan berotot
kurang kuat.
b.Daya tahan cardio vascular
respiratory
Daya
tahan ini menyangkut kemampuan tubuh untuk mengerahkan daerah yang mengandung
O2 dan nutrisi kejaringan tubuh yang aktif, serta menyangkut sisa-sisa
metabolism kea lat-alat pengeluarannya. Itu semua berhubungan dengan kekuatan
dan tonus (tegangan) jantung. Kerja paru-paru, peredaran darah dan mobilisasi
cadangan energi dalam menghadapi tekanan yaitu latihan jasmani dan kerja.
Jantung
adalah otot seperti otot-otot yang lain bila terlatih menjadi lebih kuat dan
sebagai akibatnya dapat memompa darah lebih banyak, dengan demikian maka denyut
nadi lebih tenang. Jantung yang lebih kuat lebih cepat bereaksi terhadap kegiatan
jasmani yang meningkat, tetapi juga lebih cepat menurun kea rah normal
denyutannya.
Latihan
daya tahan cardio vascular respiratory selain memperkuat jantung yang berarti
melancarkan peredaran darah juga mempengaruhi kapasitas vital yaitu jumlah O2
yang dapat diambil oleh paru-paru pada saat bernafas, sehingga tarikan nafas
pada saat istirahat tidak dalam.
4.Relaksasi
Komponen
keempat dari pada kesegaran jasmani adalah relaksasi. Komponen ini sebenarnya
bersifat jasmaniah dan rohaniah. Secara jasmaniah maka relaksasi adalah
kemampuan melepaskan ketegangan yang berlebihan pada saraf otot.
Ketegangan
yang berlebihan pada saraf dan otot dapat disembuhkan dengan berolahraga
yang mengandung unsur rekreatif. Saraf dan otot harus berada dalam tegangan
yang optimal. Dalam keadaan demikian otot cepat reaksinya dan mudah serta bebas
gerakannya.
Ketegangan
yang berlebihan biasanya terjadi karena beberapa sebab seperti kekurangan
tidur, lelah, kurang gizi, tekanan darah tinggi, kedaan emosi, masalah postur
dan keadaan lingkungan.
Hipertensi otot menyebabkan kerja
tidak efisien karena banyak menyebabkan tenaga sehingga cepat menjadi lelah. Di
samping itu dapat menghambat kemampuan tidur dan beristirahat dengan baik, jadi
jika Anda merasa tegang karena kesal atau bosan carilah kegiatan yang dapat
mengembalikan semangat dan menyehatkan badan. Bila anda selalu merasa lesu atau
lelah carilah sebabnya bukan hanya pada kerja Anda melainkan juga pada gizi
Anda, istirahat anda dan tidur Anda. Relaksasi adalah masalah individual.
A. Gerakan Mengayun Dua Lengan
Ada beberapa macam gerakan mengayun dua lengan.
Ada beberapa macam gerakan mengayun dua lengan.
1. Mengayun Dua Lengan ke Depan dan
ke Belakang
Cara melakukan sebagai berikut.
a. Posisi awal, berdiri tegak kaki kiri sedikit di depan dengan kedua lengan merapat di samping badan.
b. Hitungan kesatu, kedua lengan diayun ke depan diikuti lutut mengeper.
c. Hitungan kedua, kedua lengan diayun ke belakang, sambil kedua lutut mengeper.
d. Hitungan ke-3, ke-4, ke-5, ke-6, ke-7 dan ke-8 gerakannya sama pada hitungan ke-1 dan ke-2.
e. Posisi akhir, berdiri tegak kedua kaki rapat dan kedua lengan
2. Mengayun Dua Lengan ke Samping
Cara melakukan sebagai berikut.
a. Posisi awal, berdiri tegak kedua lengan berada lurus ke bawah di samping tubuh.
b. Hitungan kesatu, kaki kanan digeser ke kanan dengan lutut mengeper diikuti kedua lengan diayun ke samping kanan.
c. Hitungan kedua, kedua lengan diayun ke samping kiri berat badan digeser ke kanan dengan lutut mengeper.
d. Hitungan ke-3, ke-4, ke-5, ke-6, ke-7 dan ke-8 gerakannya sama dengan gerakan hitungan ke-1, dan ke-2.
e. Gerakan ini dilakukan selama 2 × 8 hitungan.
f. Posisi akhir, berdiri tegak kedua lengan lurus di samping badan.
a. Posisi awal, berdiri tegak kaki kiri sedikit di depan dengan kedua lengan merapat di samping badan.
b. Hitungan kesatu, kedua lengan diayun ke depan diikuti lutut mengeper.
c. Hitungan kedua, kedua lengan diayun ke belakang, sambil kedua lutut mengeper.
d. Hitungan ke-3, ke-4, ke-5, ke-6, ke-7 dan ke-8 gerakannya sama pada hitungan ke-1 dan ke-2.
e. Posisi akhir, berdiri tegak kedua kaki rapat dan kedua lengan
2. Mengayun Dua Lengan ke Samping
Cara melakukan sebagai berikut.
a. Posisi awal, berdiri tegak kedua lengan berada lurus ke bawah di samping tubuh.
b. Hitungan kesatu, kaki kanan digeser ke kanan dengan lutut mengeper diikuti kedua lengan diayun ke samping kanan.
c. Hitungan kedua, kedua lengan diayun ke samping kiri berat badan digeser ke kanan dengan lutut mengeper.
d. Hitungan ke-3, ke-4, ke-5, ke-6, ke-7 dan ke-8 gerakannya sama dengan gerakan hitungan ke-1, dan ke-2.
e. Gerakan ini dilakukan selama 2 × 8 hitungan.
f. Posisi akhir, berdiri tegak kedua lengan lurus di samping badan.
3.
Mengayun Dua Lengan dari Samping ke Atas
Cara melakukannya sebagai berikut.
a. Posisi awal, berdiri tegak kaki rapat kedua lengan lurus ke bawah di samping badan.
b. Hitungan kesatu, kaki kanan digeser ke kanan diikuti kedua lengan direntangkan.
c. Hitungan kedua, kedua lengan diayun atau diangkat hingga kedua lengan tepuk tangan di atas kepala.
d. Hitungan ketiga, kedua lengan kembali direntangkan ke samping.
e. Hitungan keempat, kaki kanan dirapatkan kembali ke kaki kiri dan kedua lengan merapat di samping badan.
f. Hitungan ke-5, ke-6, ke-7, dan ke-8 gerakannya sama, tetapi kaki kiri digeser ke kiri.
g. Posisi akhir, berdiri tegak kedua kaki rapat dan kedua lengan merapat di samping tubuh.
h. Gerakan ini dilakukan selama 2 × 8 hitungan.
B.Gerakan Melangkah dan Mengayun
Ada beberapa macam gerakan melangkah dan mengayun sebagai berikut.
Cara melakukannya sebagai berikut.
a. Posisi awal, berdiri tegak kaki rapat kedua lengan lurus ke bawah di samping badan.
b. Hitungan kesatu, kaki kanan digeser ke kanan diikuti kedua lengan direntangkan.
c. Hitungan kedua, kedua lengan diayun atau diangkat hingga kedua lengan tepuk tangan di atas kepala.
d. Hitungan ketiga, kedua lengan kembali direntangkan ke samping.
e. Hitungan keempat, kaki kanan dirapatkan kembali ke kaki kiri dan kedua lengan merapat di samping badan.
f. Hitungan ke-5, ke-6, ke-7, dan ke-8 gerakannya sama, tetapi kaki kiri digeser ke kiri.
g. Posisi akhir, berdiri tegak kedua kaki rapat dan kedua lengan merapat di samping tubuh.
h. Gerakan ini dilakukan selama 2 × 8 hitungan.
B.Gerakan Melangkah dan Mengayun
Ada beberapa macam gerakan melangkah dan mengayun sebagai berikut.
1. Gerakan Berjalan Sambil Mengayun Kedua Lengan ke Samping
Cara melakukan sebagai berikut.
a. Posisi awal, berdiri tegak kedua lengan lurus ke bawah di samping badan.
b. Hitungan kesatu, kaki kanan melangkah ke depan, kedua lengandiayun ke kanan.
c. Hitungan kedua, kaki kiri melangkah ke depan, kedua lengan diayun ke kiri.
d. Hitungan ke-3, ke-4, ke-5, ke-6, ke-7 dan ke-8 gerakannya sama.
e. Posisi ini dilakukan selama 2 × 8 hitungan.
2. Gerakan Berjalan Sambil Lengan Diayun dari Samping ke Depan
Cara melakukan sebagai berikut.
a. Posisi awal, berdiri tegak kedua lengan lurus ke bawah di samping tubuh.
b. Hitungan kesatu, kaki kanan melangkah diikuti kedua lengan diluruskan ke samping sejajar bahu.
c. Hitungan kedua, kaki kiri melangkah diikuti kedua lengan diayun lurus ke depan, kemudian tepuk tangan.
d. Hitungan ke-3, ke-4, ke-5, ke-6, ke-7 dan ke-8 gerakannya sama dengan gerakan sebelumnya.
e. Posisi akhir, berdiri tegak kedua lengan lurus ke bawah di samping tubuh.
3. Gerakan Berjalan dengan Ayunan Lengan ke Samping Kemudian Diayun ke Depan dengan Tepuk Tangan
Cara melakukannya sebagai berikut.
a. Posisi awal, tegak kedua lengan lurus ke bawah di samping tubuh.
b. Hitungan kesatu, kaki kanan melangkah diikuti kedua lengan diluruskan ke samping setinggi bahu.
c. Hitungan kedua, kaki kiri melangkah kedua lengan tepuk tangan di depan dada.
d. Hitungan ke-3, ke-4, ke-5, ke-6, ke-7, dan ke-8 melakukan gerakan yang sama dengan sebelumnya.
e. Posisi akhir, berdiri tegak dengan kedua lengan lurus ke bawah di samping tubuh.
Langganan:
Postingan (Atom)